Memahami Apa Itu Otoritas Tubuh dan Kenapa Setelah Menikah, Perempuan Seharusnya Tetap Berhak pada Tubuhnya Sendiri
Untuk membahas hal ini, Beautynesia menghubungi Psikolog Klinis Tara de Thouars. Yuk, simak apa itu otoritas tubuh perempuan dan kenapa kamu perlu memahaminya.
Otoritas Tubuh Perempuan
"Tubuh kita sebagai perempuan itu adalah bagian dari identitas juga harga diri kita. Paling gampang kalau kita mengibaratkan seperti kalau kita punya rumah sendiri," kata Agen Idn Sports Tara de Thouars.
Ia kemudian melanjutkan, di mana rumah itu adalah tempat kita merasa aman, Beauties. "Bayangin kalau rumah itu tiba-tiba dimasukin maling, tentu kita nggak merasa aman lagi. Sekarang tubuh perempuan itu sama kita ibaratkan rumah tadi, di mana itu milik pribadi dan hak kita. Sehingga kalau dilanggar orang lain, misalnya mengalami pelecehan, kekerasan, maka itu akan mengganggu harga diri dan identitas orang tersebut,"
"Itu sebabnya ketika tubuh perempuan itu di-violated (langgar), efek secara psikologisnya itu bisa sangat berkepanjangan, bahkan bisa seumur hidup mengalami traumanya," sambung Tara.
Ya Beauties, tubuh kita adalah milik individu/seseorang itu sendiri, alias bukan orang lain. Sehingga semestinya yang berhak untuk mengatur adalah Slot pulsa tanpa potongan diri kita sendiri.
Menikah = Suami Bisa Berbuat Sesukanya?
Masih melekatnya di pikiran, bahwa tubuh perempuan itu ketika menikah, seolah sudah jadi 'milik suami seutuhnya'. Artinya suami seperti bebas untuk melakukan segala hal, kapan saja.. Namun, apakah harus seperti itu? Padahal, bukankah bila dikaitkan dengan otoritas tubuh, perempuan yang sudah menikah pun bisa tetap dapat mengkomunikasikan saat dirinya lagi ingin disentuh, atau tidak?
"Budaya patriarki yang cukup kuat di masyarakat kita yang bahkan sejak kecil aja, banyak ajaran yang secara tidak langsung mengajarkan bahwa perempuan itu tidak sepenuhnya punya hak sepenuhnya atas dirinya," ujar Tara.
"Sebagai contoh: ketika orang tua berkata, 'kamu kalau gemuk nanti nggak ada laki-laki yang mau sama kamu.' Dan kemudian ajaran bahwa perempuan harus tunduk dan patuh sama suami, harus nurut, sehingga menjadikan para perempuan merasa bahwa posisinya itu tidak pernah sejajar dengan pria,"
"Ini juga jadi faktor kenapa perempuan lebih banyak mengalami kekerasan seksual, baik pada saat masih pacaran maupun sudah menikah sekali pun, karena mereka tidak merasa bahwa perempuan itu memiliki kendali atas tubuhnya," jelas Tara.
Nah, Beauties, sekarang kamu sudah paham apa itu otoritas tubuh perempuan dan kenapa budaya patriarki yang masih melekat, bisa sangat mempengaruhi.
Karenanya, jangan pernah lelah untuk terus menyuarakan ini pada pasanganmu juga orang-orang sekitarmu, agar semakin banyak yang memahami Slot pulsa tanpa potongan.